Selasa, 29 Maret 2016

✿ Tidak Memakai Jilbab, Apa Shalat dan Ibadah Lainnya Diterima Allah?


[Seputar Ibadah Shalat]
Tidak Memakai Jilbab, Apa Shalat dan Ibadah Lainnya Diterima Allah?

Assalamu’alaikum warahmatullahi Wabaraktuh,
Ustadz, saya punya adik perempuan yang susah sekali diajak memakai pakaian muslimah, memakai jilbab. Tapi ia tetap menjaga shalat dan perbuatan baik lainnya. Bagaimana ustadz apa shalat dan ibadah lainnya dapat menutupi dosa tidak memakai jilbab?

Wa’alikumsalam warahmatullahi Wabaraktuh,

Untuk menjawab pertanyaan antum, ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan.

Pertama, kewajiban jilbab bagi wanita muslimah merupakan bagian dari al-ma’lum min ad-din bidh-dharurah, suatu yang tidak dipertentangkan lagi kewajibannya. Sama halnya dengan shalat, puasa, haji, dll. Karena ia didukung dengan dalil kuat dan qath’i, baik dari al-Qur’an dan as-Sunnah, serta telah menjadi ijma’ ulama akan kewajibannya.

Di antaranya seperti ditegaskan dengan firman Allah swt, “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min : ”Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. Al-Ahzab : 59). Ihwal jilbab syar’i juga dijelaskan oleh Rasulullah saw, “Wahai Asma, jika wanita sudah mendapatkan haid (dewasa) yang boleh terlihat darinya hanya ini dan ini (beliau menunjukkan wajah dan telapak tangannya).” (HR. Abu Daud).

Para ulama menggarisbawahi bahwa jilbab syar’i memliki ketentuan tidak menampakan bagian tubuh (kecuali wajah dan telapak tangan), tidak transparan, dan tidak ketat (menampakan lekuk tubuh). Karena itu aneh bila masih ada yang dikenal ulama tapi dengan mudah menyatakan jilbab adalah produk budaya Arab dan tidak wajib.

Kedua, kewajiban-kewajiban yang Allah dan Rasul-Nya tetapkan tidak berkonotasi saling menggantikan satu sama lainnya. Orang rajin menunaikan shalat tidak bermakna melegitisi untuk tidak puasa, atau nilai pahala shalatnya dapat menutupi dosa tidak puasa. Karena itu, wanita yang rajin melakukan shalat tapi tidak memakai jilbab, nilai shalatnya tidak dapat menghapus dosa tidak memakai jilbab. Dalam artian, ia tetap berdosa karena belum mau mengikuti syariat memakai jilbab.

Kalau saya gambarkan, layaknya mahasiswa mengambil beberapa mata kuliah di kampus, 8 mata kuliah misalnya, dan ia hanya aktif pada 5 mata kuliah, maka sisanya tetap dinyatakan tidak lulus, dan tidak bisa ditutupi dengan 5 mata kuliah yang telah ia ambil. Oleh karena itu, jika ingin lulus sebagai hamba Allah sejati, berusahala untuk luluskan seluruh kewajiban yang Allah absensikan untuk kita.

Ketiga, adapun menganai apakah shalatnya diterima oleh Allah swt, maka tentu diterima atau tidaknya kembali kepada-Nya. Mutlak hak prerogatif Allah swt. Namun patut dicermati, layaknya logika mata kuliah di kampus di atas, yakinlah dosen atau pihak kampus menjadi murka kepada mahasiswa karena ada beberapa mata kuliah yang diremehkan, tidak dipedulikan.

Karena itu, teruslah dengan lembut dan penuh kebijaksanaan ajak saudari Anda mengenakan jilbab syari’i. semoga Allah swt menganugerahkan hidayah dan taufik-Nya untuk kita semua.

Disadur dari : islampos.com


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya… Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan... Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya… Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah… Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid… Bahagiakanlah keluarganya… Luaskan rezekinya seluas lautan… Mudahkan segala urusannya… Kabulkan cita-citanya… Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji… Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar. Aamiin ya Rabbal'alamin.

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


Jumat, 25 Maret 2016

✿ Masya Allah Bagian Syaraf Ini HANYA dimasuki Darah Saat Anda Shalat.


[Seputar Ibadah Shalat]
  Masya Allah Bagian Syaraf Ini HANYA dimasuki Darah Saat Anda Shalat.

Ajaib, Bagian Syaraf Ini Hanya Dimasuki Darah Saat Shalat. Dr. Fidelma O’Leary dari NeuroScience professor at St. Edwards University di Amerika Syarikat telah memeluk Islam. Hal tersebut bukan tanpa alasan. Setelah meneliti hubungan sholat dengan kesehatan, beberapa keajaiban yang ditemuinya dalam penyelidikannya. Dia amat kagum dengan penemuan tersebut, sehingga tidak dapat diterima oleh akal fikiran.

Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah memeluk Islam, dia amat yakin akan perubatan secara Islam dan dengan itu telah membuka sebuah klinik yang bertemakan ‘Perubatan Melalui Al-Quran. Melalaui kajian pengobatan melalui Al-Quran, obat-0batannya berdasarkan apa yang terdapat di dalam Al-Quran. Di antara kaedah-kaedah yang digunakan termasuklah berpuasa, madu lebah, biji hitam (black seed) dan sebagainya.

Apabila ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam, dia memberitahu semasa beliau melakukan kajian urat saraf, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki oleh darah. Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Selepas kajian dijalankan, beliau mendapati darah tidak memasuki urat saraf di dalam otak manusia melainkan pada ketika seseorang itu sedang sujud semasa mengerjakan shalat.

Urat tersebut memerlukan darah hanya untuk beberapa waktu yang tertentu saja. Ini bermaksud bahwa darah hanya akan memasuki urat tersebut mengikut kadar sholat waktu yang diwajibkan oleh Islam. Begitulah keagungan ciptaan Allah. Allah membuka tabir keajaiban sujud pada gerakan sholat sehingga menyakinkan para pemeluk-Nya untuk melakukan hal-hal yang di serukan-Nya demi kebaikan umat-Nya.

Jika seseorang tidak menunaikan shalat, otaknya tidak akan dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Oleh yang demikian, kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganuti agama Islam ‘sepenuhnya’ kerana sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agama-Nya yang indah ini.

Jika makin banyak orang yang memeluk islam karena begitu banyak keajaiban dan kebenaran agama islam. Maka bagi pemeluknya kita harus bangga dan sebagai umatnya harusnya kita sadar bahwa semua seruan yang menjadi kewajiban kita adalah kebutuhan kita. Sebagai contoh kali ini Allah menyerukan umatnya untuk sholat karena manusia membutuhkan sholat itu sendiri. Jadi sebagai hammbanya yang taat kita tidak boleh ragu akan kuasanya dan menghambakan diri kita sepenuh hati karena 'Dia Maha Kuasa.'

Demikian keajaiban dalam shalat. Semoga semakin menambah keimanan kita dan menambah ketaatan kita kepada Allah SWT sang pencipta alam semesta. Allahuakbar!! 



Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya… Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan... Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya… Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah… Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid… Bahagiakanlah keluarganya… Luaskan rezekinya seluas lautan… Mudahkan segala urusannya… Kabulkan cita-citanya… Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji… Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar. Aamiin ya Rabbal'alamin.

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


✿ Dahsyatnya ‘Shalat Subuh’ Berjamaah.


[Seputar Ibadah Shalat]
Dahsyatnya ‘Shalat Subuh’ Berjamaah.

Dahsyatnya Shalat Subuh.

Shalat subuh berjamaah bagi laki-laki dan shalat subuh pada awal waktu bagi wanita merupakan suatu masalah yang harus diperhatikan dalam kehidupan umat manusia. Hal ini yang ditetapkan dalam rangka membangun umat ISLAM. Persoalannya bukan hanya sekedar dua roka’at, atau sekedar bertambahnya kebaikan, tetapi lebih dari itu. Shalat subuh tepat waktu akan membiasakan hidup teratur dalam sehari penuh.

Hidup dengan menapaki aturan yang di inginkan-Nya, yaitu aturan yang telah Allah terapkan dalam alam semesta agar berjalan dengan kaidah-Nya. Shalat subuh mengikat ketergantungan umat muslim pada Rabb-nya sejak pagi sebagai permulaan hari. Dengan demikian umat Islam memulai harinya dengan ketaatan, dzikir, shalat, dan doa. Shalat subuh menjadikan seluruh umat berada dalam jaminan, penjagaan, dan perlindungan Allah sepanjang hari.

Apakah bagi Anda, masyarakat ideal adalah masyarakat yang terdiri dari para aktris, penyanyi, dan aktor ??? Apakah menurut Anda, masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang terdiri dari para dosen di perguruan tinggi meski mereka orang-orang yang sekuler, atau para pakar dan ilmu pengetahuan walau mereka itu rapuh, atau pedagang dan pemilik pabrik yang besar, sekalipun mereka ingkar ???

Tidak demikian… masyarakat ideal yang hakiki adalah mereka yang terdiri dari orang-orang yang menjaga shalat subuh berjamaah. Shalat subuh merupakan standar nilai sebuah umat. Umat yang lalai akan shalat subuh berjamaah, adalah umat yang tidak berhak mendapat kejayaan, akan tetapi berhak untuk diganti dengan yang lain. Umat yang menjaga shalat subuh secara berjamaah adalah umat yang berhak tegak kokoh di muka bumi.

Pernah salah seorang penguasa Yahudi, menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang ISLAM kecuali pada satu hal. Ialah bilamana jumlah jama’ah shalat subuh mencapai jumlah jamaah shalat Jum’at. Entah perkataan ini memang benar atau tidak, yang pasti memang benar adanya. Tanpa shalat subuh, umat Islam tidak lagi berwibawa. Sesungguhnya menegakkan shalat adalah menegakkan dengan memenuhi seluruh syarat-syaratnya. Di awal waktu, pada tempat yang diperintahkan Allah, dengan penuh kekhusyukan, tunduk, permohonan dan pengharapan. Shalat demikian akan membangun hubungan antara seorang hamba dan Rabb-nya. Juga merupakan salah satu sarana meraih kemenangan.

Salah satu ciri kedahsyatan shalat subuh diantaranya adalah kehancuran kaum nabi Luth, kapan peristiwa itu terjadi ? Hal tersebut terdapat pada surat (QS. Hud : Ayat - 81), berikut pengertiannya :
“Sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat ?“

Yang bila diartikan adalah bukankah Allah mampu menghancurkan mereka kapan saja, siang atau malam. Inilah saat yang pertama keadilan muncul, setelah kezhaliman. Saat yang pertama kebaikan datang…

Hari Yang Dirindu.

Saya merindukan suatu hari, dimana masjid dipenuhi kaum muslimin. Mereka berusaha pergi kerumah Allah dengan penuh sukacita, menunggu adzan subuh dengan penuh kerinduan. Dari belakang muadzin, mereka menjawab lantunan adzan yang berkumandang, penuh penghayatan. Mereka itu berada dalam pertemuan dengan Allah.

Saya merindukan datangnya suatu hari, saat seorang muslim begitu menyesal dan sangat merasa sedih, gara-gara tertinggal shalat subuh, sekali saja. Itu karena ia merasa kehilangan sesuatu yang benar-benar bernilai, lebih mahal dari dunia dan seisinya.

Saya merindukan suatu hari, saat para pemimpin umat Islam di seluruh dunia menjadi imam shalat subuh bagi rakyatnya, dan juga shalat-shalat yang lain. Saya merindukan itu semua. Dan saya meyakini bahwa kenyataan yang sedang kita alami hari ini, sebelumnya adalah mimpi kemarin-kemarin. Sebagaimana saya meyakini, bahwa apa yang kita cita-citakan hari ini, akan terwujud esok hari,Insya Allah.

Semoga keselamatan selalu terlimpah pada Rasulullah dan pada kita semua. Dan semoga kita bisa memperbaiki pribadi dari kita masing-masing (Termasuk saya) agar bisa merasakan kedahsyatan shalat subuh, Amien…

Dikutip dari : Misteri shalat subuh karya DR. Raghub As-Sirjani



Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya… Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan... Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya… Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah… Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid… Bahagiakanlah keluarganya… Luaskan rezekinya seluas lautan… Mudahkan segala urusannya… Kabulkan cita-citanya… Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji… Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar. Aamiin ya Rabbal'alamin.

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


Kamis, 17 Maret 2016

✿ Beginilah Cerdasnya Teguran Umar bin Khaththab kepada Rakyatnya yang Tidak Shalat Jamaah.


[Seputar Ibadah Shalat]
Beginilah Cerdasnya Teguran Umar bin Khaththab kepada Rakyatnya yang Tidak Shalat Jamaah.

Selama beberapa hari terakhir, laki-laki ini tidak ditemukan oleh sayyidina Umar bin Khaththab dalam barisan jamaah shalat Subuh. Sang Khalifah pun berniat mengunjungi rumahnya, siapa tahu laki-laki itu sedang menderita sakit atau berhalangan syar’i.

Pagi harinya, ketika menuju rumah si laki-laki, sayyidina Umar bin Khaththab melihatnya sedang berada di pasar. Sibuk dengan urusan perniagaannya. Pemimpin kaum Muslimin ini pun mengundang laki-laki tersebut, dengan nada agak keras.

Mendengar panggilan sang Khalifah kedua kaum Muslimin ini, laki-laki yang tak disebut namanya itu bergegas, mendatangi sayyidina Umar bin Khaththab dengan ekspresi ketakutan, khas rakyat yang mendatangi panggilan rajanya. Pikirannya juga sibuk menebak, kesalahan apa yang telah dia lakukan hingga sosok berjuluk al-Faruq ini mengundangnya kala itu.
“Mengapa engkau bersegera mendatangiku saat aku menyebut namamu, hai Fulan?” lanjut ayah Hafshah sebelum si laki-laki menjawab  Umar bin Khaththab melanjutkan, “sementara itu, ketika Allah Ta’ala memanggilmu untuk mendirikan shalat berjamaah, engkau tidak datang! Padahal, aku hanyalah Umar yang tak bisa menolongmu di akhirat!”

Dialog ini bisa kita temukan di banyak riwayat tentang salah satu menantu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini. Sosok yang sangat ditakuti oleh setan ini merupakan salah satu sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang jernih jiwa dan pikirannya. Banyak sekali pendapat beliau yang bersesuaian dengan firman Allah Ta’ala dalam banyak kasus.

Dialog ini, sejatinya juga tamparan buat kita semua. Betapa kita ini terlalu sombong dalam menjalani hidup sebagai hamba Allah Ta’ala. Dengan mudahnya, kita menduakan Allah Ta’ala dengan selain-Nya, dengan atau tanpa disadari, dalam soalan yang besar atau kecil, secara langsung ataupun tidak.

Kita lebih bersegera saat mendapat panggilan pasangan hidup, atasan di tempat kerja, orang tua, atau pemimpin di daerah tempat kita menetap, baik tingkat kecamatan, kabupaten, kota, provinsi maupun negara.

Betapa kita sangat antusias dengan undangan Presiden, misalnya, padahal Allah Ta’ala yang menciptakan Presiden senantiasa mengundang lima kali dalam sehari agar kita mendatangi masjid-Nya untuk beribadah kepada-Nya, lalu kita bersikap acuh dan sama sekali tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang istimewa?

Teguran cerdas ini, selain sebagai tamparan buat kita secara individu, sejatinya amat efektif pula jika dipraktikkan kepada anak-anak, adik-adik, pasangan hidup, atau orang-orang yang berada di bawah perwalian/kekuasaan kita.

Semoga dengan teguran ini banyak orang yang tergerak, kemudian bergegas mendatangi adzan sebab menyadarinya sebagai sebuah panggilan yang sangat istimewa.

Wallahu a’lam.


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.


“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan.” … Imam Syafi’i.


✿ Nasehat Orangtua Atas Anak-anak Lelakinya.


[Seputar Ibadah Shalat]
Nasehat Orangtua Atas Anak-anak Lelakinya.

Untuk anak-anak lelakiku… Perjalanan terjauh dan terberat itu ternyata adalah…
Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid sebab banyak orang kaya raya tidak sanggup mengerjakannya. Jangankan sehari lima waktu, bahkan banyak pula yang seminggu sekali pun terlupa, tidak jarang pula seumur hidup tidak pernah singgah kesana.

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid, karena orang pintar dan pandai pun sering tidak mampu menemukannya, walaupun mereka mampu mencari ilmu hingga ke universitas Eropa juga Amerika, dapat melangkahkan kaki ke Jepang, Australia dan Korea dengan semangat yang membara, namun ke masjid tetap saja perjalanan yang tidak mampu mereka tempuh walau telah bertitel S3.

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid, karena para pemuda kuat dan bertubuh sehat yang mampu menaklukkan puncak gunung Bromo dan Merapi pun sering mengeluh ketika diajak ke masjid, alasan mereka pun beragam, ada yang berkata sebentar lagi, ada yang berucap tidak nyaman dicap alim.

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid, maka berbahagialah dirimu hai anakku... bila dari kecil engkau telah terbiasa melangkahkan kaki di masjid karena bagi kami, sejauh manapun engkau melangkahkan kaki, tidak ada perjalanan yang paling kami banggakan selain perjalananmu ke masjid. Biar kuberi tahu rahasia kepadamu, sejatinya perjalananmu ke masjid adalah perjalanan untuk menjumpai Rabb-mu dan itulah perjalanan yang diajarkan oleh Nabi, serta perjalanan yang akan membedakanmu dengan orang-orang yang lupa akan Rabb-nya.

Perjalanan terjauh dan terberat itu adalah perjalanan ke masjid, maka lakukanlah walau engkau harus merangkak dalam gelap subuh demi mengenal Rabb-mu… Allahu Akbar.
Semoga bisa menjadi renungan kita bersama…


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.

"Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan." ... Imam Syafi'i.



Sabtu, 12 Maret 2016

✿ Foto Kerjasama Tuna Netra Berangkat Shalat Jumat ini Bikin Trenyuh!.



[Seputar Ibadah Shalat]
Foto Kerjasama Tuna Netra Berangkat Shalat Jumat ini Bikin Trenyuh!.

Ibadah adalah salah satu kewajiban manusia, tak terkecuali peyandang tuna netra. Jumat (11/3/2016) netizen dihebohkan oleh foto beberapa penyandang tuna netra yang bantu-membantu berjalan menuju masjid untuk melakukan ibadah Shalat Jumat yang beredar luas di internet. Dua foto tersebut kemudian membuat trenyuh banyak netizen yang memuji kekompakan dan cara mereka menuju Masjid tersebut.

"Ya Allah… Subhanallah," tulis akun Facebook bernama Wahyu mengomentari dua foto tersebut. Sementara akun Andrian menimpali komentar wahyu di sebuah akun Facebook komunitas Wajib Baca tersebut, "Malu sampai nggak berangkat shalat Jumat". Ada juga Tia Lestyani yang menyindir halus para lelaki yang enggan shalat Jumat dengan menulis "Yang waras pura-pura buta"

Hingga kini, foto tersebut masih terus dikomentari dan dibagikan oleh netizen yang memang kagum dengan para penyandang tuna netra tersebut. Ternyata keterbatasan dalam penglihatan tak menyurutkan niat mereka dalam mencari pahala dan menunaikan perintah Tuhan. Salut! Bagaimana dengan kita yang penglihatan kita tidak buta, berangkat ke Masjid apa nggak ya …

Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.

**********************

Salam buat isteri :
‘Siti Nurjanah’


Jumat, 11 Maret 2016

✿ Apakah Perempuan Boleh Shalat tanpa Mukena?



[Seputar Ibadah Shalat]
Apakah Perempuan Boleh Shalat tanpa Mukena?

Shalat merupakan ibadah seorang manusia langsung dengan Sang Pencipta, yaitu Allah Ta'ala. Dalam melakukan shalat, tentu saja ada adab dan tata caranya. Sebelum shalat pun, kita diwajibkan membersihkan najis dengan berwudhu.

Kemudian ketika shalat, kita diwajibkan melakukan beberapa hal, salah satunya adalah menutup aurat. Aurat lelaki yaitu dari pusar sampai lutut, sedangkan aurat perempuan yaitu dari ujung kaki sampai ujung kepala kecuali wajah dan telapak tangan.

Ketika shalat, haruslah aurat ditutup. Oleh karena itu, bagi perempuan yang shalat diharuskan mengenakan mukena untuk menutup aurat.

Kini, kita mengenal adanya hijab syar'i. Yaitu hijab dengan menutup seluruh aurat, tapi boleh dengan model pakaian apapun asalkan sesuai syariat. Tapi, ketika perempuan shalat dengan mengenakan pakaian syar'i saja tanpa mengenakan mukena apakah boleh?

Mengenai hal ini, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Allah tidak menerima sholat wanita yang telah baligh, kecuali dengan memakai khimar (kerudung)." (HR. Ahmad 25167, Abu Daud 641, Ibnu Khuzaimah no. 775 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Melihat dari sabda tersebut dapat disimpulkan bahwa perempuan diperbolehkan tidak mengenakan mukena ketika sholat, asalkan ia mengenakan pakaian syar'i yang sah jika digunakan untuk sholat.

Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.

**********************

Salam buat isteri :
‘Siti Nurjanah’

Kamis, 10 Maret 2016

✿ Bagaimana Shalat Shubuh ketika Bangun Kesiangan.


[Seputar Ibadah Shalat]
Bagaimana Shalat Shubuh ketika Bangun Kesiangan.

Pernahkah mengalami bangun kesiangan akibat tidur yang terlalu larut malam. Matahari telah terbit kita baru bangun tidur, Shalat Shubuh Kesiangan. Bingung apakah boleh mengqadha shalat subuh atau tidak? Ini dia jawabannya.

Jika bangun kesiangan, ketiduran atau lupa disebabkan ketidak sengajaan, para ulama sepakat wajib mengqadha ketika sadar dan ingat. Sesuai dengan hadits Nabi saw, “Sebenarnya bukanlah kategori lalai jika karena tertidur. Lalai adalah bagi orang yang tidak shalat sampai datang waktu shalat lainnya. Barangsiapa yang mengalami itu maka shalatlah dia ketika sadar.” (HR.Muslim, 311/681).

“barangsiapa yang lupa dari shalatnya maka shalatlah ketika dia mengingatnya, dan tidak ada kafarah (tebusan) kecuali dengan cara itu.” (HR. Muslim, 314/684).

Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah mengatakan, “Mengqadha shalat adalalah wajib menurut kesepakatan ulama bagi orang yang lupa dan tertidur.” (Fiqh Sunnah)
Nabi Saw dan para sahabatnya pernah mengalami hal seperti ini. Adanya peristiwa serupa yang dialami oleh Nabi saw dan Para sahabat, menjadi panduan buat kita bagaimana menyikapinya.  Yang jelas, kasus seperti ini hendaknya tidak menjadi kebiasaan.

‘Imran bin Hushain Radhiallahu ‘Anhu bercerita : Mereka bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sebuah perjalanan yang sampai larut malam hingga menjelang Subuh mereka istirahat. Lalu mereka tertidur sampai meninggi matahari. Pertama yang bangun adalah Abu Bakar, Beliau tidak membangunkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sampai dia bangun sendiri. Lalu bangunlah Umar, lalu Abu Bakar duduk di sisi kepala nabi. Lalu dia bertakbir dengan meninggikan suaranya sampai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terbangun. Lalu beliau keluar dan Shalat Subuh bersama kami.”  (HR. Bukhari (3571), Muslim (312/682).

Dalam kisah ini, Nabi saw dan para sahabatnya baru Shalat Subuh ketika matahari sudah meninggi, setelah mereka terbangun dari tidur. Ini menunjukkan bolehnya hal itu, jika disebabkan tertidur yang membuatnya melewati waktu Subuh sebenarnya. Tetapi, sekali lagi, ini bukanlah kebiasaan mereka, tetaplah yang paling utama dan disukai Allah Ta’ala adalah Shalat Subuh tepat pada waktunya.

Bangun kesiangan karena ketidaksengajaan maka wajib shalat ketika terbangun dari tidurnya, walaupun telah melewati waktunya. Mari kita berusaha agar bangun tidur tidak kesiangan dan shalat subuh di awal waktu.

Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin

**********************
Salam buat isteri :
‘Siti Nurjanah’


Selasa, 08 Maret 2016

✿ Bolehkah Wanita Menunda Shalat Isya’ Agar Bisa Shalat Tahajud?


[Seputar Ibadah Shalat]
Bolehkah Wanita Menunda Shalat Isya’ Agar Bisa Shalat Tahajud?

Seorang muslimah bertanya kepada Ustadz Arifin Ilham, bolehkah menunda shalat Isya’ agar bisa shalat tahajud? Maksudnya, menunda shalat Isya’ dengan tidur dulu agar bisa terbangun di tengah atau akhir malam untuk shalat Isya’ kemudian shalat tahajud.

Pertanyaan tersebut dijawab oleh Ustadz Arifin Ilham, “SubhanAllah bagaimana kalau bablas juga sudah masuk Subuh. Karena itu jaga shalat wajib di awal waktu, dan berazam, niat kuat untuk sholat malam…”

Demikianlah jawaban dan nasehat Ustadz Arifin Ilham. Beliau tahu persis bahwa tidak ada jaminan bahwa orang yang menunda shalat Isya’ bisa bangun di tengah malam. Jika sampai ketiduran hingga fajar, bagaimana Isya’-nya? Hilang bukan?

Yang kedua, melaksanakan shalat tepat pada waktunya, yakni bagi laki-laki berjama’ah dan bagi wanita di awal waktu, merupakan salah satu amal yang paling utama dan paling dicintai Allah.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu :
Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Amal apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “shalat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa?”, Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “jihad fi sabilillah” (HR. Muslim)

Jika pada hadits tersebut disebutkan “ash shalatu ‘ala waqtiha” (shalat pada waktunya), kadang sebagian orang masih beralasan : “ini kan masih masuk waktu Dhuhur”, “Ini masih waktu Ashar”, “Jam sekian masih waktu Subuh” dan seterusnya. Padahal yang dimaksud dengan “ash shalatu ‘ala waqtiha” adalah di awal waktu, lebih tepatnya berjamaah bagi kaum laki-laki.

Bagaimana dengan para muslimah yang sebagian besarnya shalat di rumah? Dalam hadits yang diriwayatkam Tirmidzi dan Ahmad, Rasulullah bersabda bahwa amal yang paling utama adalah “ash shalatu li awwali waqtiha” (shalat di awal waktunya).

Dari Ummu Farwah radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata :
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Amal apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Shalat di awal waktu” (HR. Tirmidzi)

Wallahu a’lam bish shawab.

Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
*************************
Salam buat isteri :
‘Siti Nurjanah’


 
;