[Seputar
Ibadah Shalat]
✿ Tidak Memakai Jilbab, Apa Shalat dan
Ibadah Lainnya Diterima Allah?
Assalamu’alaikum warahmatullahi
Wabaraktuh,
Ustadz, saya punya adik perempuan yang
susah sekali diajak memakai pakaian muslimah, memakai jilbab. Tapi ia tetap
menjaga shalat dan perbuatan baik lainnya. Bagaimana ustadz apa shalat dan
ibadah lainnya dapat menutupi dosa tidak memakai jilbab?
Wa’alikumsalam
warahmatullahi Wabaraktuh,
Untuk
menjawab pertanyaan antum, ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan.
Pertama,
kewajiban jilbab bagi wanita muslimah merupakan bagian dari al-ma’lum
min ad-din bidh-dharurah, suatu yang tidak dipertentangkan lagi
kewajibannya. Sama halnya dengan shalat, puasa, haji, dll. Karena ia didukung
dengan dalil kuat dan qath’i, baik dari al-Qur’an dan as-Sunnah, serta telah
menjadi ijma’ ulama akan kewajibannya.
Di
antaranya seperti ditegaskan dengan firman Allah swt, “Hai Nabi katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min : ”Hendaklah
mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah
adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. Al-Ahzab : 59). Ihwal
jilbab syar’i juga dijelaskan oleh Rasulullah saw, “Wahai Asma, jika wanita sudah
mendapatkan haid (dewasa) yang boleh terlihat darinya hanya ini dan ini (beliau
menunjukkan wajah dan telapak tangannya).” (HR. Abu Daud).
Para
ulama menggarisbawahi bahwa jilbab syar’i memliki ketentuan tidak menampakan
bagian tubuh (kecuali wajah dan telapak tangan), tidak transparan, dan tidak
ketat (menampakan lekuk tubuh). Karena itu aneh bila masih ada yang dikenal
ulama tapi dengan mudah menyatakan jilbab adalah produk budaya Arab dan tidak
wajib.
Kedua,
kewajiban-kewajiban yang Allah dan Rasul-Nya tetapkan tidak berkonotasi saling
menggantikan satu sama lainnya. Orang rajin menunaikan shalat tidak bermakna
melegitisi untuk tidak puasa, atau nilai pahala shalatnya dapat menutupi dosa
tidak puasa. Karena itu, wanita yang rajin melakukan shalat tapi tidak memakai
jilbab, nilai shalatnya tidak dapat menghapus dosa tidak memakai jilbab. Dalam
artian, ia tetap berdosa karena belum mau mengikuti syariat memakai jilbab.
Kalau
saya gambarkan, layaknya mahasiswa mengambil beberapa mata kuliah di kampus, 8
mata kuliah misalnya, dan ia hanya aktif pada 5 mata kuliah, maka sisanya tetap
dinyatakan tidak lulus, dan tidak bisa ditutupi dengan 5 mata kuliah yang telah
ia ambil. Oleh karena itu, jika ingin lulus sebagai hamba Allah sejati,
berusahala untuk luluskan seluruh kewajiban yang Allah absensikan untuk kita.
Ketiga,
adapun menganai apakah shalatnya diterima oleh Allah swt, maka tentu diterima
atau tidaknya kembali kepada-Nya. Mutlak hak prerogatif Allah swt. Namun patut
dicermati, layaknya logika mata kuliah di kampus di atas, yakinlah dosen atau
pihak kampus menjadi murka kepada mahasiswa karena ada beberapa mata kuliah
yang diremehkan, tidak dipedulikan.
Karena
itu, teruslah dengan lembut dan penuh kebijaksanaan ajak saudari Anda
mengenakan jilbab syari’i. semoga Allah swt menganugerahkan hidayah dan
taufik-Nya untuk kita semua.
Disadur
dari : islampos.com
※ Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya… Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan... Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya… Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah… Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid… Bahagiakanlah keluarganya… Luaskan rezekinya seluas lautan… Mudahkan segala urusannya… Kabulkan cita-citanya… Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji… Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar. Aamiin ya Rabbal'alamin.
¤ Muliakanlah orangnya… Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan... Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya… Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah… Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid… Bahagiakanlah keluarganya… Luaskan rezekinya seluas lautan… Mudahkan segala urusannya… Kabulkan cita-citanya… Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji… Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar. Aamiin ya Rabbal'alamin.
“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau
harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)